• Home
  • Profil
  • Others
    • Review
    • Culture
    • Story
  • Wildlife
  • Travel
facebook twitter instagram Email

Part Time Veterinarian

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Memiliki keuntungan sebaran wilayah yang luas dari Sabang sampai Meraoke dan sebagai negara kepulauan Indonesia diberikan wilayah laut yang luas. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, mungkin tidak asing bagi kita untuk memahami negara dengan kekayaan ekosistem nomor 2 di dunia setelah Brazilia, diapit oleh dua benua dan dua samudera. Untuk membahas tentang kekayaan Indonesia tidak cukup dalam satu paragraph karena negara kita memang sangat kaya. Bagi saya pribadi nasionalisme saya adalah di Bidang Fauna. Beberapa waktu yang lalu saya menyelesaikan sebuah buku perjalanan yang ditulis oleh Alfred Russel Wallace tentang perjalanan beliau berkeliling nusantara dari tahun 1854 hingga 1862, yap judul bukunya adalah The Malay Archipelago. Saya menyelesaikan kisah perjalanan Wallace di Nusantara perjalanan diatas kapal di Selat Sunda dan mempertanyakan apakah perjalanan seperti ini mungkin?

Indonesia merupakan negara megadiversity dengan jumlah keanekaragaman hayati nomor 2 paling banyak di dunia setelah Brazilia. Kekayaan fauna Indonesia tidak hanya tentang jumlah tapi juga persebaran. Alfred Russel Wallace, mungkin nama yang tidak asing bagi kita semua. Saat duduk di bangku sekolah dasar kita tentu mempelajari dari buku atlas (mungkin anak-anak sekarang sudah menggantikan buku atlas dengan maps di handphone) tentang persebaran fauna di Indonesia yang dipisahkan oleh garis Weber dan Wallace. Fauna kawasan barat memiliki kemiripan dengan fauna di Asia sedangkan disebelah timur mirip dengan fauna di Australia. Hal paling unik yang dimiliki Indonesia adalah fauna yang ada diantara kedua garis tersebut, Yap, fauna yang ada di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sebut saja sebagai contoh burung maleo yang mampu menggali labirin dalam pasir untuk menetaskan telur dengan panas bumi, anoa si sapi gunung, dan tentunya komodo yang konon dianggap sebagai spesies dinosaurus yang belum punah.

Negara dengan kekayaan yang tak terhingga tersebut tak luput dari masalah perdagangan dan eksploitasi satwa liar. Beberapa waktu terakhir yang paling menarik perhatian adalah monyet ekor panjang yang sering menganggu perjalanan wisata kalian dengan meminta makanan saat ini telah ditetapkan oleh IUCN pada status Endangered atau terancam punah. Apakah ini tiba-tiba? Karena selama ini spesies tersebut dikategorikan sebagai Vulnureble. Saya rasa tidak tiba-tiba, mereka dianggap sebagai spesies penganggu oleh beberapa kelompok dan dianggap lucu oleh kelompok lainnya sehingga ingin dipelihara, atau mungkin ada yang menjadikan mereka sebagai mata pencharian. Peningkatan status monyet ekor panjang menjadi terancam punah bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita sebagai salah satu masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan kita dan segala ekosistem yang ada didalamnya.

Apakah Indonesia akan sama indahnya tanpa fauna? Entahlah, awalnya mungkin menyenangkan karena tempat beberapa tempat wisata kehilangan para penganggu yang suka meminta makanan atau mereput handphone milik pengunjung. Tapi, saya rasa tidak mereka adalah bagian dari ekosistem dan bertugas untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Lalu dengan kehilangan salah satu spesies mungkin akan membuat udara gunung menjadi tidak segar karena pohon menjadi lebih sedikit karena monyet ekor panjang secara tidak langsung bertugas mehyebarkan biji-bijian di hutan sehingga ada pertumbuhan banyak pohon baru.

Lalu bagaimana liburan cara aku?

Sebelumnya saya harus disclaimer kalimat yang saya tulis di paragraph sebelumnya. Saya tidak setuju dengan orang-orang yang suka memberi makanan pada monyet-monyet yang ada di tempat wisata alam. Sederhananya tindakan tersebut bisa membuat mereka sakit terutama makanan manusia yang tidak dimakan oleh monyet, selain itu kita telah menganggu mereka dan bisa menyebabkan konflik antar manusia dan monyet (pada akhirnya tetap monyet yang disalahkan).

Sunset, best vitamin sea in the world

10 tahun yang lalu, saya dan teman-teman pernah mencoba melakukan wisata alam di Taman Nasional Karimun Jawa yang merupakan salah satu dari taman nasional laut terindah di Indonesia. Perjalanan masa muda yang menyenangkan. Hal yang paling saya ingat saat itu adalah mengantri tiket kereta api Jakarta – Semarang selama 8 jam di stasiun Jakarta Kota. Hari itu merupakan H-90 pembelian tiket lebaran, yap PT. KAI memberikan kemudahan bagi pemudik lebaran untuk membeli tiket kereta lebih awal agar tidak membludak pada H-30 hari lebaran. Dan saya yang bertugas sebagai pembeli tiket harus mengantri bersama pemudik padahal saya tidak perlu memperebutkan tiket mudik lebaran bersama mereka. Saat itu mungkin hanya berandai-andai bagaimana jika saya bisa membeli tiket kereta api tanpa perlu mengantri hingga 8 jam dan saya cukup membeli dari rumah. Sungguh, saya ingin menunjukkan kepada Feby yang mengantri 10 tahun yang lalu aplikasi Traveloka dan bagaimana saya bisa mendapatkan tiket kereta api dengan beberapa kali klik saja.

Ada banyak papan petunjuk spesies flora dan fauna yang membantu kita mengenali hutan mangrove

Perjalanan ke Taman Nasional Karimun Jawa merupakan perjalanan ekspedisi untuk mengamati penyu, rusa, burung, dan satwa lainnya yang ada di taman nasional tersebut. Selain itu kami juga menikmati hutan mangrove, snorkling, dan susur pulau. Saya tidak bisa menggambarkan banyak hal tentang perjalan saat itu karena sudah terlalu lama. Tapi 1 hal yang bisa dipastikan adalah kita bisa berwisata menikmati alam, mengamati burung dengan binocular atau memotretnya bagi para fotografer, dan segala kegiatan tersebut dapat kita lakukan tanpa menganggu kehiduapan ekosistem di dalamnya.

Lokasi istirahat di Treking Mangrove

Taman Nasional Karimun Jawa memiliki trekking mangrove yang memudahkan pengunjung karena sudah disediakan trek kayu ditengah hutan mangrove. Selain itu juga disediakan beberapa spot tempat duduk untuk beristirahat, papan petunjuk jenis flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut, serta lokasi pengamatan burung (bird watching). Banyak cerita yang terjadi selama perjalanan di Karimun Jawa. Yang namanya taman nasional laut pasti gak lepas dari keindahan matahari terbenam, pengamatan rusa di malam hari, atau hanya sekedar perjalanan mencari makanan di pasar tradisional. Saya sangat beruntung karena saat itu sedang berlangsung Festival Jajanan Pesisir sehingga ada berbagai jenis masakan seafood dengan harga terjangkau.

Walau alergi seafood, kalau liburan ke laut ya harus bawa antihistamin dan antiradang

Hal yang paling mengesankan buat saya selama perjalanan di Karimun Jawa adalah mengunjungi Pusat Penetasan Penyu Semi Alami (PSA). Karimun Jawa merupakan salah satu kawasan pantai tempat penyu datang untuk menetaskan telurnya. Menurut pengamatan staf Taman Nasional Karimun Jawa terdapat 2 spesies penyu yang datang menetaskan telur yaitu jenis Penyu Sisik dan Penyu Hijau. PSA merupakan salah satu program konservasi yang dapat sejalan dengan kegiatan masyarakat dan juga ekowisata. Bagaimana cara kerja PSA? Nelayan di Karimun Jawa akan melaporkan kepada pihak taman nasional jika menemukan sarang penyu, kemudian sarang tersebut akan dibawa ke PSA. Setelah menetas, anak-anak penyu atau biasa disebut tukik akan dilepasliarkan kembali ke lautan. Jika ada yang bertanya kenapa perlu dipindahkan? Karena induk penyu akan meninggalkan telur dan dikuburkan dalam pasir dan kembali ke lautan. Dari awal kehidupannya telur peyu telah menjadi mangsa dari jenis-jenis reptil, burung, dan manusia sehingga sangat diperlukan program evakuasi sehingga akan menghasilkan banyak tukik yang dapat dilepasliarkan ke lautan. Tentunya kehidupan tukik di lautan juga tidak mudah, beberapa penelitian menyebutkan dari puluhan telur yang ditetaskan hanya ada 1 ekor penyu yang bertahan hingga dewasa dan biasanya mereka akan kembali mengubur telurnya dikawasan mereka diteteskan. Kadang saya suka baper melihat sulitnya hidup sebagai penyu.

Kolam Penetasan Penyu Semi Alami

Liburan Impianku adalah

Sebagai seorang yang mengaku introvert saya sangat menikmati masa pandemic COVID-19. Selama pandemic sangat menyenangkan karena bisa bekerja dari rumah, mengurangi aktivitas sosial sesame manusia, dan bisa dengan mudah menolak ajakan nongkrong bareng teman. Tapi entah kenapa saat mendengar tentang peningkatan status konservasi monyet ekor panjang membuat saya ingin mengulang jejak perjalanan masa lalu dan salah satu perjalanan wisata alam terbaik saya adalah perjalanan wisata ke Karimun Jawa bersama teman-teman. Salah satu misi yang tidak dapat kami selesaikan saat itu adalah susur pulau karena ditengah perjalanan kami menyadari bahwa ukuran pulau kecil dalam peta karena ada teori bernama Skala. Yap, benar sekali pulau kecil tetap saja berukuran sangat besar, jadi kalau kamu ingin melakukan susur pulau, siapkan perjalanan yang lebih panjang. Tapi saya rasa segala perjalanan susur masa lalu itu hampir mustahil, karena yang namanya persahabatan yang indah itu Cuma ada di Hospital Playlist. Yang namanya ngumpulin beberapa orang dengan pekerjaan berbeda-beda untuk nyocokin jadwal cuti atau jadwal pas lagi kerjaan senggang macam nyari jarum dalam tumpukan jerami, belum lagi setelah jadwal dipastikan suka ada satu per satu yang membatalkan jadwal.

Itinerary liburan impian di Karimun Jawa
  • Saat kembali ke Karimun Jawa saya tidak akan melakukannya dibulan Juni atau Juli karena saya ingin melihat kegiatan pelepasliaran tukik. Berdasarkan media yang disampaikan oleh Balai Taman Nasional kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan Maret/ November. Dan berdasarkan cuaca saat terbaik adalah bulan Maret dibandingkan November yang berhujan
  • Hal yang paling menyenangkan adalah aya tidak perlu susur masa lalu dengan mengantri selama 8 jam untuk memperoleh tiket kereta api dari Jakarta ke Semarang. Hanya dengan beberapa kali klik, saya bisa memilih kereta api dari kelas ekonomi ataupu eksekutif. Sebuah informasi yang barusan saya temukan di Traveloka adalah ada penerbangan menuju ke Karimun Jawa yang menunjukkan kalau saya sudah melewatkan 10 tahun sejak kunjungan terakhir ke pulau tersebut.


  • Awalnya, saya kira ingin ke Karimun Jawa untuk susur masa lalu tapi setelah melihat pilihan hotel yang ada di Karimun Jawa sepertinya staycation dan hanya numpang tidur di hotel dengan pemandangan laut tidak ada salahnya.

  • Sangat memudahkan jika berlibur dengan paket wisata karena perjalanan di Karimun Jawa membutuhkan penyewaan kapal dan peralatan snorkling, saya rasa lebih baik jika kita ikut serta dalam kelompok tur yang bisa dipilih di Traveloka.

  • Hal paling penting dalam perjalanan menuju Taman Nasional adalah Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) agar segala aktivitas yang dilakukan dalam taman nasional tidak melanggar segala jenis peraturan yang ditetapkan.

So, karena bulan Maret ini ada tanggal merah dihari selasa, tidak ada salahnya memperoleh izin/ cuti di hari senin sehingga bisa melakukan perjalanan 5D4N di kawasan Taman Nasional Karimun Jawa. Perjalanan liburan yang menyenangkan bukan datang ke tempat yang sedang viral atau mungkin mahal tapi liburan yang mengikuti suara hati sehingga bisa menjalani hidup dengan caramu. Perjalanan susur masa lalu ke Karimun Jawa mungkin salah satu dari sedikit impian saya karena perjalanan impian yang saya harapkan dapat diwujudkan oleh Traveloka adalah perjalanan susur ulang perjalanan Alfred Russel Wallace berkeliling Nusantara untuk menemukan berbagai jenis spesies baru dan memperkenalkannya pada dunia. Tentunya Alfred Russel Wallace akan lebih bahagia jika kala itu Traveloka dapat membantu perjalanan beliau karena dengan Traveloka beliau tidak harus mengunjugi para raja dan meminta bantuan untuk mencari transportasi dan akomodasi.

3 alasan saya ingin berwisata ke Karimun Jawa adalah:

  • Mungkin banyak hal yang sudah berubah di Karimun Jawa dibandingkan 10 tahun yang lalu, tapi Karimun Jawa tetap bisa menjadi salah satu pilihan wisata alam yang berbasis konservasi dan sebagai orang Indonesia dan rasa nasionalismenya sudah seharusnya kita berlibur dengan tetap menghargai alam dan ekosistemnya
  • Perjalanan bersama teman-teman adalah hal terbaik di masa 20 tahunmu dan pasti akan menyenangkan melakukan hal itu kembali
  • Mengajak orang-orang untuk beriwisata ke alam dengan tidak menganggu lingkungan dan ekosistemnya. Harapannya banyak orang menikmati mengamati hewan di alam sehingga perdangangan dan eksploitasi satwa liar menjadi berkurang

Bukan kah menyenangkan menyaksikan satwa liar langsung di alamnya?

  • Karena ingin mengikuti jejak Alfred Russel Wallace berkeliling nusantara dan menuliskannya.


Saya menemukan buku The Malayan Archipelago di salah satu perpustakaan di Jakarta kemudian memutuskan untuk membelinya. Setelah menyelesaikan buku tersebut saya rasa haru banyak anak muda Indonesia yang melakukan perjalanan serupa, tak hanya berlibur tapi juga memperkenalkan sesuatu yang berbeda tentang Indonesia. Dalam satu buku yang saya kira hanya tentang fauna ternyata menggambarkan banyak hal tentang adat istiadat, kebudayaan, kebiasaan, perkembangan teknologi, dan tata kehidupan masyarakat Indonesia pada abad ke-19. Yuk, rencanakan liburan di Traveloka dengan wisata alam berbasis konservasi, gak harus di Karimun Jawa kok, bisa ke Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Bantimurung, Tamn Nasional Bunaken, Taman Nasional Wakatobi, dan masih banyak lagi. Yap hampir semua wisata keren di Indonesia adalah taman nasional. Kalau Wallace aja bisa dimasa yang sulit, masa kita gak bisa dengan segala kemudahan yang diberikan dari Traveloka. 
Tentunya liburan dengan mengikuti suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYourWay

Jarang banget aku baca buku ampe bikin ringkasan lengkap

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Saya membaca jurnal salah satu peneliti dibidang virologi yang menulis tentang Ecology of Zoonoses; Natural and Unnatural Histories dan Prediction and Prevention of The Next Pandemic Zoonosis. Tulisan yang sangat menarik dalam menggambarkan bagaimana kita bisa meramalkan peristiwa penyakit yang akan terjadi kedepan dengan berkaca pada perubahan perilaku pada masa sekarang. That’s why saya menggunakan judul ini

Pandemi secara sederhana bisa disimpulkan sebagai peristiwa penyakit yang menginfeksi hampir seluruh belahan dunia. Pandemi tidak secara tiba-tiba terjadi, pandemi biasanya diawali dengan epidemi dimana cakupan penyebaran penyakit lebih sempit. Di era globalisasi saat ini dimana pergerakan manusia antar wilayah dan bahkan antar negara sangat cepat, perkembangan epidemi menuju pandemi juga pasti sangat cepat. Oleh karena itu sebagai manusia bukanlah mencegah terjadinya pandemi tapi menghindari terjadinya pandemi.

Bagaimana cara menghindari pandemi?

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghindari pandemi adalah mengetahui sejarah tentang pandemi yang pernah terjadi sebelumnya, apa penyebabnya, dan bagaimana mengatasi hal tersebut. Kebanyakan kasus pandemi di dunia berasal dari hewan yang disebabkan oleh infeksi virus, sebut saja pandemi HIV/ AIDS, SARS, dan Influenza. Perubahan sifat virus yang biasanya menginfeksi hewan kemudian menginfeksi manusia didorong oleh adanya perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Penyakit yang berasal dari hewan dikenal dengan sebutan zoonosis, pandemi yang muncul dan merupakan zoonosis menunjukkan manusia cukup rentan terinfeksi virus yang menyebabkan terjadi penyakit baru/ emerging diseases.

Saya menonton salah satu film yang ditayangkan pada tahun 1995 bertajuk outbreaks yang mengisahkan tentang awal munculnya penyakit Ebola. Awalnya saya menonton film (yang tayang saat saya berulang tahun yang ke-3) karena tugas dari dosen virologi saat kuliah. Perintahnya adalah kamu akan lebih memahami tentang cara penularan virus dan identifikasinya melalui film tersebut.

Ebola mungkin bukan contoh kasus pandemi hebat seperti Covid-19 yang kita hadapi saat ini. Tapi dari film Outbreak kita bisa melihat sekilas bagaimana kaitannya antara kerusakan alam dan perubahan perilaku manusia terhadap alam bisa menyebabkan terjadinya penyakit infeksius baru (Emerging diseases) yang beberapa diantaranya bisa menyebabkan terjadinya pandemi.

Ebola atau dikenal dengan haemoragical fever, demam berdarah yang benar-benar berdarah. Dari film tersebut kita bisa melihat melalui media yang berbeda (bukan jurnal atau studi kasus yang membosankan), bagaimana kehadiran manusia ke habitat satwa liar, aktivitas manusia yang terkait dengan lingkungannya, dan juga bagaimana transportasi atau pergerakan manusia yang sangat cepat mampu mempercepat pergerakan virus tersebut. Terkadang memang kita harus banyak mempelajari tentang lingkungan dan keanekaragaman hayati sejak awal.

Source: Emerging Infection: How and Why They Arise, Public Health England

Peta diatas mengambarkan ada banyak penyakit infeksius baru diberbagai sudut dunia dan secara sederhana bisa disimpulkan terjadi karena perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Saat duduk dibangku kuliah kami diajarkan tentang penyakit zoonosis, “60,3% dari emerging infectious disease (EID) dan re-emerging disease (REID) didominasi oleh zoonosis dan 71,8% dari zoonosis tersebut bersumber dari satwa liar (Jones et al. 2008).

Pandemi yang terjadi di dunia dalam 100 tahun terakhir menyebabkan terjadinya banyak perubahan yang mendorong manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang dapat menurunkan kasus pandemi. Pada tahun 1981, Center for Disease Control (CDC) Amerika Serikat melaporkan kejadian kematian pada lima orang laki-laki homoseksual yang disebabkan oleh PCP Pneumonia, selanjutnya ditemukan adanya kasus kanker kulit yang tak lazim yang menyebabkan kematian seorang laki-laki muda dan sehat. Sehingga pada tahun 1982 penyakit ini dikenalkan dengan sebutan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini menular secara langsung melalui hubungan seksual atau melalui darah/ luka, mungkin penularan penyakit ini tidak cepat tapi penyakit ini memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.  Infeksi virus corona pernah menjadi penyebab terjadinya pandemi lewat penyakit SARS pada tahun 2003 dan H1N1 pada tahun 2009. Kedua penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini menyebar dengan cepat karena menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi.

Terjadinya pandemi tidak dapat diprediksi karena kita tidak pernah tau kapan virus akan bermutasi dan menyebabkan terjadi penyakit baru dan dapat menginfeksi manusia.

Suatu kisah yang saya ingat tentang pandemi adalah seorang ibu yang memohon bantuan seorang dokter untuk menyelamatkan putranya yang sedang sekarat terinfeksi Flu Spanyol pada tahun 1918. Ibu tersebut tau bahwa dokter yang merawat dia dan putranya adalah vampir yang dapat menyelamatkan putranya dari kematian dalam pandemi tersebut. Yap, anak itu adalah Edward Culen yang kita semua kenal sebagai vampir tampan berusia 17 tahun dalam seri Twilight.

Lupakan tentang spoiler diatas, tapi seperti yang kita ketahui bersama bahwa Covid-19 bukanlah pandemi pertama yang pernah terjadi di muka bumi ini. Tapi apakah kita pernah mempelajari atau sekedar ingin tau seperti apa kondisi sesungguhnya pada pandemi influenza (Flu Spanyol) yang menginfeksi pada masa perang dunia ke-2 itu, bukan hanya sekedar tau kalau Edward Cullen adalah salah satu orang yang selamat dari pandemi kala itu.

Lagi-lagi pertanyaanya adalah “Bagaimana Cara Menghindari Pandemi?”

Saat ini saya sedang menjadi fans beratnya William B Karesh yang banyak melakukan penelitian diberbagai penjuru dunia untuk mengumpulkan data tentang perubahan sifat/ mutasi virus yang ada di sekitar masyarakat dan lingkunganya. Beliau mengajarkan bahwa pola terjadinya penyakit harus diketahui dan penyakit/ pandemi masa depan dapat diketahui melalui kegiatan survailance yang dilakukan pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Tapi mungkin tidak semua dari kita mungkin bisa mengikuti jejak beliau sebagai peneliti hebat dibidang virologi. Tapi pada dasarnya orang yang dapat mencegah terjadi pandemi bukan hanya seorang peneliti, orang-orang yang menduduki jabatan sehingga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, atau mungkin para pemerhati lingkungan. Mereka tidak pernah bisa bekerja dengan baik tanpa kita, masyarakat yang secara langsung hidup berdampingan dengan alam. Mereka mungkin memiliki fungsi sebagai influencer tapi diikuti atau tidak ya tergantung kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan alam.

Lalu sebagai masyarakat apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya pandemi?

1. Mengenal keanekaragaman hayati dan ekosistemnya

Ini adalah bagian favorit saya karena saya sangat menyukai satwa liar dan tentunya lebih menyukai satwa liar yang hidup di alamnya. Mungkin banyak yang merasa bahwa memelihara hewan yang aneh sebagai pet animal  adalah hal yang menyenangkan dan keren. Tapi percayalah mereka lebih baik hidup di alamnya dan bahkan lebih baik bagi kita untuk membiarkan mereka hidup di alamnya. Ingatlah bahwa banyak emerging infectious diseases berasal dari satwa liar.

2. Melakukan edukasi terhadap diri sendiri dan orang lain

Kita tidak pernah bisa bergerak sendiri untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kita tidak pernah bisa melakukannya dengan baik tanpa adanya edukasi untuk memperkaya pengetahuan tentang hal tersebut.

3. Ikut serta dalam pelestarian lingkungan

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pelestarian lingkungan. Jika Leonardo Di Caprio dalam Film Dokumenter Before The Flood mengatakan bahwa “peran kita dalam menjaga bumi tidak semudah 20 tahun yang lalu, jika 20 tahun yang lalu mengganti lampu dengan yang lebih hemat energi merupakan hal besar yang bisa kita lakukan untuk alam sekaran sudah tidak cukup.” Tapi tetap saja saat ini kita membutuhkan banyak langkah kecil yang dilakukan oleh seluruh umat untuk melindungi bumi yang kita pijak saat ini.

Mungkin benar bahwa melindungi bumi saat ini tidak semudah 20 tahun yang lalu, tapi percayalah kita bisa melakukannya bersama-sama untuk masa depan yang lebih baik.

So, Apakah pandemi Covid-19 terjadi karena adanya kerusakan alam?

Masih banyak hal yang harus dipelajari tentang hal tersebut. Sebelumnya saya ingin disclaimer terlebih dahulu bahwa pandemi Covid-19 belum tentu berasal dari hewan. Karena pada dasarnya penyakit zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya, jadi jika ada manusia yang menularkan penyakit ke hewan tetap saja disebut zoonosis. Mungkin banyak hal yang harus dipelajari tentang Pandemi Covid-19 tapi kita bisa belajar dari pandemi yang pernah terjadi dimasa lalu dimana penyakit bisa muncul karena perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Dan tentunya hal tersebut berkaitan erat dengan kerusakan lingkungan.

Bagaimana kita ikut serta dalam pelestarian lingkungan?

Mungkin kita belum bisa seperti banyak perusahaan besar melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam keikutsertaannya dalam menjaga alam dan keanekaragaman hayatinya. Tapi mungkin hal sederhana seperti menghemat penggunaan energi habis pakai dapat menjadi langkah kecil untuk kelestarian alam dan tentunya sekedar himbauan dan ajakan pada keluarga dan teman untuk melakukan hal yang sama adalah aksi nyata untuk masa depan yang lebih baik.

MSIG merupakan salah satu perusahaan asuransi umum yang juga ikut berkontribusi dalam memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan percaya bahwa hal tersebut bersifat fundamental untuk mengembangkan ekosistem. Ekosistem bukan hanya tentang manusia tapi tentang sebuah siklus berulang dan jika ada kerusakan pada lingkaran tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang salah satunya bisa menyebabkan terjadinya pandemi.

Masih percaya kalau Pandemi Covid-19 hanya sekedar fiksi? Daripada memikirkan hal yang sulit seperti itu lebih baik kita mulai bersahabat dengan alam dan keanekaragaman hayati didalamnya untuk masa depan yang lebih baik. Dan pastinya jangan pernah lengah dalam menjalankan protocol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan WHO.

Sumber Pustaka

  1. Jones et al. 2008. Globar trends in emerging infectious disease. Nature 451:990-993
  2. Karesh et al. 2012. Ecology of Zoonoses; Natural and Unnatural Histories. The Lancet 380: 1936-1945
  3. Karesh et al. 2012. Prediction and Prevention of The Next Pandemic Zoonosis. The Lancet 380: 1956-1965
  4. https://www.gov.uk/government/publications/emerging-infections-characteristics-epidemiology-and-global-distribution/emerging-infections-how-and-why-they-arise
  5. https://lifestyle.kompas.com/read/2009/12/01/16001516/perjalanan.panjang.hivaids?page=all

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments


Sejak pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia 13 bulan silam, saya benar-benar jadi anak rumahan. Hobi saya adalah jalan-jalan walau hanya sekedar ngemall atau keliling Jakarta berubah jadi home decor atau sekedar menghabiskan kuota dengan nonton Youtube. Selama 13 bulan tersebut kita mulai beradaptasi dengan segala perubahan yang ada, sehingga sering disebut sebagai era "New Normal". Banyak sekali hal yang harus kita sesuaikan dalam menjalani keseharian untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Pemerintah menggalang program 5M untuk melakukahan pencegahan, yaitu:
  1. Memakai masker;
  2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir;
  3. Menjaga jarak;
  4. Menjauhi kerumunan; serta
  5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments


Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa saat ini adalah tahap kehidupan dimana saya tidak memiliki visi dan harapan untuk kedepannya. Satu hal yang membuat hidup saya lebih baik saat ini karena ingin menjadi suara dari satwa liar untuk mengajak masyarakat memahami bagaimana fungsi ekologis mereka, bagaimana pentingnya menjaga habitat mereka, bagaimana mereka lebih baik hidup di alamnya, dan masih banyak lagi. Mungkin terlalu banyak harapan saya untuk mengembangkan ruang ini tapi tidak sejalan dengan aksi yang saya lakukan. 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments



Saya selalu binggung ketika harus menjawab pertanyaan alasan saya memulai menulis di blog ini. Blog yang saat ini sedang saya publish mulai ditulis sejak November 2011 tapi sesungguhnya saya sudah menulis jauh sebelum blog ini dimulai. Saya ingat saat semester awal kuliah sering nongkrong ke warnet untuk mengurus template blog. Salah satu provider blog yang saya suka saat itu adalah multiply karena konsepnya mirip sosial media dibandingkan blog. Pada awal mulai menggunakan blog, saya sedang hobbi menulis fiksi sehingga membuat cerita bersambung gitu (yang kalau dibaca sekarang pengen nangis T.T). Pada masa itu saya sangat bodoh dalam mengatur template sehingga merusak pengaturan blog. Karena frustasi saya akhirnya memutuskan membuat halaman blog baru dan disinilah saya berada.
Komunitas pertama yang saya ikuti adalah Blogger IPB yang mengajarkan saya bahwa ternyata ngeblog itu lebih asik dalam sebuah komunitas. Pada awalnya memang saya hanya sekedar menulis dan mencari ruang untuk menulis bukan teman. Beberapa orang mungkin menganggap saya seorang extrovert karena senang berbicara dengan orang tapi faktanya saya lebih senang sendiri daripada saat bersama orang lain, That's why? Saya butuh ruang untuk berbicara.
Dan ternyata saya sudah memelihara ruang ini selama satu dasawarsa. Dan jika boleh memohon maaf, saya sering kali abai dalam melakukan pemeliharaan. Walau domain selalu saya bayar tepat waktu tapi sepertinya bukan hanya terkait domain. Saat ini, kalau ditanya apa alasan saya ngeblog?
Saya akan jawab bosan hidup
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Saya selalu ingin berpartisipasi dalam challange yang menguji konsistensi terhadap sebuah janji, tapi entah kenapa tidak pernah berhasil. Selalu ada alasan untuk membenarkan perilaku saya. Ayah saya pernah bilang "Jika kamu gagal melakukan hal yang pertama, bisa dipastikan selanjutnya akan mengikuti kegagalan tersebut.". Dan hari ini saya berdoa agar saya mampu menjadi orang yang konsisten dan menyelesaikan BPN 30 Day Ramadan Blog Challange 2021.

Part Time Veterinarian

Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments

"Aku tidak berpikir aku akan bisa memihak di sisi siapapun, aku tidak ingin melihat siapapun terluka, aku akan pastikan tidak ada yang terluka." (Hae Soo, Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo)


Saya menulis artikel ini diiringi sountrack drama Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo yang tayang pada kuartal pertama 2016 lalu. Drama yang sudah saya tonton berulang kali karena mengangkat tema sejarah dengan unsur drama dan fiksi didalamnya tanpa mengubah lini sejarah yang sesungguhnya. Selain itu aktor dan aktris yang bergabung dalam proyek ini adalah mereka yang terbaik, terbukti dengan perjalanan karir mereka hingga hari ini mampu menunjukkan hasil yang maksimal dan banyak prestasi lainnya.

That's why saya suka banget nonton drakor karena selain dapat hiburan banyak pelajaran yang bisa diperoleh, pokoknya riset yang dilakukan oleh tim penulis mantap benar dah.

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Apa yang saya pikirkan tentang hutan?

Hampir setengah kehidupan saya dilalui disebuah kota pinggir Taman Nasional Kerinci Seblat yang konon katanya salah satu habitat terakhir Harimau Sumatera. Dulu saat kecil saya sering diajak oleh ayah saya untuk hiking ke kebun-kebun disekitar Taman Nasional. Mungkin inilah yang menyebabkan saya memiliki kecintaan tersendiri terhadap satwa-satwa endemik Indonesia yang harus dijaga dan dilindungi. 


Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments


Banyak hal yang berubah dalam tatanan hidup bermasyarakat selama Pandemi yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Banyak tradisi baru yang berkembang dalam menyelaraskan hidup dengan pandemi yang sedang berlangsung. Banyak bermunculan istilah-istilah kekinian dalam rangka usaha beradaptasi manusia dengan pandemi ini, Work From Home bagi orang-orang yang harus bekerja dari rumah atau siswa-siswa yang kehilangan banyak waktu untuk bersosialisasi di sekolah karena harus menempuh pendidikan jarak jauh dengan para pengajar. Pandemi ini tidak hanya mengubah gaya hidup sehari-hari yang kita jalani, ada banyak kebiasaan lain yang harus menyesuaikan agar kita dapat terbiasa dan berdampingan dengan pandemi. Saya suka Jakarta saat weekend karena ada banyak tempat menyenangkan untuk dikunjungi dan ada 3 tempat yang menjadi favorit saya; Taman Margasatwa Ragunan, Dunia Fantasi Ancol, dan Perpustakaan Nasional. Tapi sejak pandemi, saya dan mungkin kita kehilangan waktu untuk merehatkan diri dari pekerjaan dan harus menemukan ide agar tidak bosan di rumah dan dengan rutinitas yang itu-itu saja. 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Older Posts

Hi, I am Feby!

Hi, I am Feby!
The Greatness of a nation can be judged by the way its animals are treated ~Mahatma Gandhi

Join This Site

Member Of

Member Of

Blog Archive

  • Januari 2023 (1)
  • April 2021 (5)
  • Maret 2021 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • April 2020 (1)
  • Januari 2020 (1)
  • Desember 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • September 2017 (1)
  • Maret 2017 (1)
  • November 2016 (1)
  • Oktober 2016 (3)
  • Juni 2016 (1)
  • Februari 2016 (3)
  • Agustus 2015 (2)
  • Juni 2015 (1)
  • Mei 2015 (1)
  • Januari 2015 (1)
  • Oktober 2014 (1)
  • Agustus 2014 (2)
  • Juni 2014 (1)
  • Mei 2014 (1)
  • April 2014 (2)
  • Maret 2014 (1)
  • Februari 2014 (9)
  • Januari 2014 (2)
  • Desember 2013 (3)
  • November 2013 (3)
  • Oktober 2013 (3)
  • September 2013 (8)
  • Agustus 2013 (5)
  • Juli 2013 (3)
  • Juni 2013 (1)
  • Mei 2013 (2)
  • April 2013 (1)
  • Maret 2013 (5)
  • Januari 2013 (4)
  • Desember 2012 (1)
  • November 2012 (1)
  • Oktober 2012 (1)
  • September 2012 (3)
  • Agustus 2012 (1)
  • Juli 2012 (4)
  • Juni 2012 (11)
  • Mei 2012 (8)
  • April 2012 (8)
  • Maret 2012 (6)
  • Februari 2012 (2)
  • Desember 2011 (1)
  • November 2011 (27)

Created with by ThemeXpose