Keanekaragaman Hayati dan Pandemi di Masa Lalu

Saya membaca jurnal salah satu peneliti dibidang virologi yang menulis tentang Ecology of Zoonoses; Natural and Unnatural Histories dan Prediction and Prevention of The Next Pandemic Zoonosis. Tulisan yang sangat menarik dalam menggambarkan bagaimana kita bisa meramalkan peristiwa penyakit yang akan terjadi kedepan dengan berkaca pada perubahan perilaku pada masa sekarang. That’s why saya menggunakan judul ini

Pandemi secara sederhana bisa disimpulkan sebagai peristiwa penyakit yang menginfeksi hampir seluruh belahan dunia. Pandemi tidak secara tiba-tiba terjadi, pandemi biasanya diawali dengan epidemi dimana cakupan penyebaran penyakit lebih sempit. Di era globalisasi saat ini dimana pergerakan manusia antar wilayah dan bahkan antar negara sangat cepat, perkembangan epidemi menuju pandemi juga pasti sangat cepat. Oleh karena itu sebagai manusia bukanlah mencegah terjadinya pandemi tapi menghindari terjadinya pandemi.

Bagaimana cara menghindari pandemi?

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghindari pandemi adalah mengetahui sejarah tentang pandemi yang pernah terjadi sebelumnya, apa penyebabnya, dan bagaimana mengatasi hal tersebut. Kebanyakan kasus pandemi di dunia berasal dari hewan yang disebabkan oleh infeksi virus, sebut saja pandemi HIV/ AIDS, SARS, dan Influenza. Perubahan sifat virus yang biasanya menginfeksi hewan kemudian menginfeksi manusia didorong oleh adanya perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Penyakit yang berasal dari hewan dikenal dengan sebutan zoonosis, pandemi yang muncul dan merupakan zoonosis menunjukkan manusia cukup rentan terinfeksi virus yang menyebabkan terjadi penyakit baru/ emerging diseases.

Saya menonton salah satu film yang ditayangkan pada tahun 1995 bertajuk outbreaks yang mengisahkan tentang awal munculnya penyakit Ebola. Awalnya saya menonton film (yang tayang saat saya berulang tahun yang ke-3) karena tugas dari dosen virologi saat kuliah. Perintahnya adalah kamu akan lebih memahami tentang cara penularan virus dan identifikasinya melalui film tersebut.

Ebola mungkin bukan contoh kasus pandemi hebat seperti Covid-19 yang kita hadapi saat ini. Tapi dari film Outbreak kita bisa melihat sekilas bagaimana kaitannya antara kerusakan alam dan perubahan perilaku manusia terhadap alam bisa menyebabkan terjadinya penyakit infeksius baru (Emerging diseases) yang beberapa diantaranya bisa menyebabkan terjadinya pandemi.

Ebola atau dikenal dengan haemoragical fever, demam berdarah yang benar-benar berdarah. Dari film tersebut kita bisa melihat melalui media yang berbeda (bukan jurnal atau studi kasus yang membosankan), bagaimana kehadiran manusia ke habitat satwa liar, aktivitas manusia yang terkait dengan lingkungannya, dan juga bagaimana transportasi atau pergerakan manusia yang sangat cepat mampu mempercepat pergerakan virus tersebut. Terkadang memang kita harus banyak mempelajari tentang lingkungan dan keanekaragaman hayati sejak awal.

Source: Emerging Infection: How and Why They Arise, Public Health England

Peta diatas mengambarkan ada banyak penyakit infeksius baru diberbagai sudut dunia dan secara sederhana bisa disimpulkan terjadi karena perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Saat duduk dibangku kuliah kami diajarkan tentang penyakit zoonosis, “60,3% dari emerging infectious disease (EID) dan re-emerging disease (REID) didominasi oleh zoonosis dan 71,8% dari zoonosis tersebut bersumber dari satwa liar (Jones et al. 2008).

Pandemi yang terjadi di dunia dalam 100 tahun terakhir menyebabkan terjadinya banyak perubahan yang mendorong manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang dapat menurunkan kasus pandemi. Pada tahun 1981, Center for Disease Control (CDC) Amerika Serikat melaporkan kejadian kematian pada lima orang laki-laki homoseksual yang disebabkan oleh PCP Pneumonia, selanjutnya ditemukan adanya kasus kanker kulit yang tak lazim yang menyebabkan kematian seorang laki-laki muda dan sehat. Sehingga pada tahun 1982 penyakit ini dikenalkan dengan sebutan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini menular secara langsung melalui hubungan seksual atau melalui darah/ luka, mungkin penularan penyakit ini tidak cepat tapi penyakit ini memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.  Infeksi virus corona pernah menjadi penyebab terjadinya pandemi lewat penyakit SARS pada tahun 2003 dan H1N1 pada tahun 2009. Kedua penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini menyebar dengan cepat karena menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi.

Terjadinya pandemi tidak dapat diprediksi karena kita tidak pernah tau kapan virus akan bermutasi dan menyebabkan terjadi penyakit baru dan dapat menginfeksi manusia.

Suatu kisah yang saya ingat tentang pandemi adalah seorang ibu yang memohon bantuan seorang dokter untuk menyelamatkan putranya yang sedang sekarat terinfeksi Flu Spanyol pada tahun 1918. Ibu tersebut tau bahwa dokter yang merawat dia dan putranya adalah vampir yang dapat menyelamatkan putranya dari kematian dalam pandemi tersebut. Yap, anak itu adalah Edward Culen yang kita semua kenal sebagai vampir tampan berusia 17 tahun dalam seri Twilight.

Lupakan tentang spoiler diatas, tapi seperti yang kita ketahui bersama bahwa Covid-19 bukanlah pandemi pertama yang pernah terjadi di muka bumi ini. Tapi apakah kita pernah mempelajari atau sekedar ingin tau seperti apa kondisi sesungguhnya pada pandemi influenza (Flu Spanyol) yang menginfeksi pada masa perang dunia ke-2 itu, bukan hanya sekedar tau kalau Edward Cullen adalah salah satu orang yang selamat dari pandemi kala itu.

Lagi-lagi pertanyaanya adalah “Bagaimana Cara Menghindari Pandemi?”

Saat ini saya sedang menjadi fans beratnya William B Karesh yang banyak melakukan penelitian diberbagai penjuru dunia untuk mengumpulkan data tentang perubahan sifat/ mutasi virus yang ada di sekitar masyarakat dan lingkunganya. Beliau mengajarkan bahwa pola terjadinya penyakit harus diketahui dan penyakit/ pandemi masa depan dapat diketahui melalui kegiatan survailance yang dilakukan pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Tapi mungkin tidak semua dari kita mungkin bisa mengikuti jejak beliau sebagai peneliti hebat dibidang virologi. Tapi pada dasarnya orang yang dapat mencegah terjadi pandemi bukan hanya seorang peneliti, orang-orang yang menduduki jabatan sehingga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, atau mungkin para pemerhati lingkungan. Mereka tidak pernah bisa bekerja dengan baik tanpa kita, masyarakat yang secara langsung hidup berdampingan dengan alam. Mereka mungkin memiliki fungsi sebagai influencer tapi diikuti atau tidak ya tergantung kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan alam.

Lalu sebagai masyarakat apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya pandemi?

1. Mengenal keanekaragaman hayati dan ekosistemnya

Ini adalah bagian favorit saya karena saya sangat menyukai satwa liar dan tentunya lebih menyukai satwa liar yang hidup di alamnya. Mungkin banyak yang merasa bahwa memelihara hewan yang aneh sebagai pet animal  adalah hal yang menyenangkan dan keren. Tapi percayalah mereka lebih baik hidup di alamnya dan bahkan lebih baik bagi kita untuk membiarkan mereka hidup di alamnya. Ingatlah bahwa banyak emerging infectious diseases berasal dari satwa liar.

2. Melakukan edukasi terhadap diri sendiri dan orang lain

Kita tidak pernah bisa bergerak sendiri untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kita tidak pernah bisa melakukannya dengan baik tanpa adanya edukasi untuk memperkaya pengetahuan tentang hal tersebut.

3. Ikut serta dalam pelestarian lingkungan

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pelestarian lingkungan. Jika Leonardo Di Caprio dalam Film Dokumenter Before The Flood mengatakan bahwa “peran kita dalam menjaga bumi tidak semudah 20 tahun yang lalu, jika 20 tahun yang lalu mengganti lampu dengan yang lebih hemat energi merupakan hal besar yang bisa kita lakukan untuk alam sekaran sudah tidak cukup.” Tapi tetap saja saat ini kita membutuhkan banyak langkah kecil yang dilakukan oleh seluruh umat untuk melindungi bumi yang kita pijak saat ini.

Mungkin benar bahwa melindungi bumi saat ini tidak semudah 20 tahun yang lalu, tapi percayalah kita bisa melakukannya bersama-sama untuk masa depan yang lebih baik.

So, Apakah pandemi Covid-19 terjadi karena adanya kerusakan alam?

Masih banyak hal yang harus dipelajari tentang hal tersebut. Sebelumnya saya ingin disclaimer terlebih dahulu bahwa pandemi Covid-19 belum tentu berasal dari hewan. Karena pada dasarnya penyakit zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya, jadi jika ada manusia yang menularkan penyakit ke hewan tetap saja disebut zoonosis. Mungkin banyak hal yang harus dipelajari tentang Pandemi Covid-19 tapi kita bisa belajar dari pandemi yang pernah terjadi dimasa lalu dimana penyakit bisa muncul karena perubahan ekologi, perilaku, dan sosial ekonomi masyarakat. Dan tentunya hal tersebut berkaitan erat dengan kerusakan lingkungan.

Bagaimana kita ikut serta dalam pelestarian lingkungan?

Mungkin kita belum bisa seperti banyak perusahaan besar melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam keikutsertaannya dalam menjaga alam dan keanekaragaman hayatinya. Tapi mungkin hal sederhana seperti menghemat penggunaan energi habis pakai dapat menjadi langkah kecil untuk kelestarian alam dan tentunya sekedar himbauan dan ajakan pada keluarga dan teman untuk melakukan hal yang sama adalah aksi nyata untuk masa depan yang lebih baik.

MSIG merupakan salah satu perusahaan asuransi umum yang juga ikut berkontribusi dalam memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan percaya bahwa hal tersebut bersifat fundamental untuk mengembangkan ekosistem. Ekosistem bukan hanya tentang manusia tapi tentang sebuah siklus berulang dan jika ada kerusakan pada lingkaran tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang salah satunya bisa menyebabkan terjadinya pandemi.

Masih percaya kalau Pandemi Covid-19 hanya sekedar fiksi? Daripada memikirkan hal yang sulit seperti itu lebih baik kita mulai bersahabat dengan alam dan keanekaragaman hayati didalamnya untuk masa depan yang lebih baik. Dan pastinya jangan pernah lengah dalam menjalankan protocol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan WHO.

Sumber Pustaka

  1. Jones et al. 2008. Globar trends in emerging infectious disease. Nature 451:990-993
  2. Karesh et al. 2012. Ecology of Zoonoses; Natural and Unnatural Histories. The Lancet 380: 1936-1945
  3. Karesh et al. 2012. Prediction and Prevention of The Next Pandemic Zoonosis. The Lancet 380: 1956-1965
  4. https://www.gov.uk/government/publications/emerging-infections-characteristics-epidemiology-and-global-distribution/emerging-infections-how-and-why-they-arise
  5. https://lifestyle.kompas.com/read/2009/12/01/16001516/perjalanan.panjang.hivaids?page=all

You May Also Like

0 Comments