Amir Hasan merupakan putra Sunan Kudus yang diusir karena melalaikan tugas untuk memimpin pesantren ketika ayahnya ditugaskan mengantarkan jemaah haji ke Mekkah dan Madinah. Kemudian Amir Hasan berguru pada Sunan Muria. Setelah ilmu agamanya dirasa cukup, Amir Hasan dikirim oleh Sunan Kudus dan Sunan Muria untuk menyebarkan agama islam ke daerah baru. Amir Hasan dan dua orang santri berangkat ke utara laut jawa dan setelah tiba di kawasan baru beliau meminta kedua santri tersebut menyampaikan kabar tersebut kepada Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sunan Kudus dan Sunan Muria bahagia menerima kabar tersebut dan mengirimkan hadiah berupa mustaka (pucuk mesjid), pecel lele, pepes siput, satu buah nangka besar, dan seunting padi. Namun pecel lele dan pepesan siput dibuang oleh Amir Hasan ke kali kecil di dekatnya sambil berkata "Siapa tahu lele dan siput tersebut akan menjadi sumber kehidupan anak cucu kita di tanah yang baru". Saat ini daerah tersebut diberi nama Legon Lele dan terdapat lele tanpa patil yang hidup di air payau. Konon katanya, lele tanpa patil di Karimun Jawa ada karena Amir Hasan membuang pecel lele yang sudah di masak dan dibuang patilnya ke dalam kali.
Sangat disayangkan, saya tidak sempat mencicipi masakan lele yang konon merupakan biakan dari pecel lele hadiah untuk Amir Hasan dari dua sunan terbesar di pulau jawa. Namun, saya termasuk orang yang beruntung karena berkunjung ke kepulauan Karimun Jawa saat dilaksanakan Festival Jajanan dan Makanan Pesisir. Karimun jawa merupakan kepulauan di utara pulau jawa yang namanya bermakna samar-samar terlihat dari pulau jawa. Selain itu, karimun jawa juga memiliki makna yang mulia di laut jawa. Tak hanya tujuan mulia Amir Hasan untuk menyebarkan agama islam di daerah baru tersebut, namun Karimun Jawa juga memiliki kemuliaan untuk kekayaan biota lautnya.