Tidak Mudik Tetap Seru

Pernah gak sih Lebaran tetap bekerja yang menyebabkan tidak mudik?
Sumpah ya, mau kerja pas lebara kek atau kerja tanpa hari libur. Aku selalu happy asal ada satwa liar
Saya? Pernah dong. Pada tahun 2017 saya bekerja di sebuah lokasi wisata favorit warga Jakarta saat liburan nasional, liburan sekolah, termasuk lebaran. Saat itu adalah pertama kalinya saya merayakan idul fitri jauh dari keluarga. Saya harus bekerja setelah melaksanakan shalat Idul Fitri disaat orang lain bisa bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Saya pikir akan merayakan hari kemenangan dengan tetap bekerja mengobati hewan-hewan kesayangan di kebun binatang dan harus stand by jika terjadi hal-hal emergency pada mereka akibat meningkatnya jumlah pengunjung di hari raya tapi ternyata banyak hal berkesan yang terjadi selama hari-hari tersebut. Dan hal yang paling berkesan bagi saya adalah mendapat hadiah opor, rendang, dan segala menu lebaran dari rumah ibu-ibu pegawai lainnya yang sangat perhatian kepada kami para dokter yang harus merayakan hari kemenangan (sangat) jauh dari keluarga.
Saya menemukan keluarga baru
Ibu-Ibu kesayangan yang selalu buatin aku makanan enak atau tempat mengadu atau pengen nangis (Kenapa harus ada mas mas yang nyempil)
Maknanya bukan saya melupakan keluarga di rumah. Saya menghabiskan waktu di sela pekerjaan untuk video call sepanjang waktu hingga kakak saya merasa bosan dan harus membujuk dengan bilang "Aku cuma pengen tau kalian ngapain di rumah, handphonenya taruh dekat TV aja biar aku bisa liat".

Yes, dunia saat ini sudah sedekat dan semudah itu. Ada yang bilang bahwa teknologi mampu mendekatkan jarak yang jauh sekaligus mampu menjauhkan yang dekat. Tapi jika melihat kondisi dunia saat ini terutama negara kita dan lebih dekat lagi lingkungan sekitar, masihkah kita percaya bahwa teknologi mampu menjauhkan yang dekat atau menjadikan kita lebih percaya bahwa teknologi itu indah dan mampu menggerakan banyak hal bukan hanya jarak.
Pandemi (n)/pan·de·mi/ /pandémi/ n wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas
Dunia saat ini sedang diguncang oleh sebuah pandemi yang disebabkan mahluk kecil tak kasat mata. Mahluk kecil yang memiliki bentuk bulat sempurna dan memiliki kemiripan bentuk dengan sang surya, karena itulah dia sering disebut Virus Corona. Virus ini bukanlah hal baru di kalangan para ilmuwan maupun dokter, tapi virus yang muncul diakhir tahun 2019 lalu merupakan jenis baru dari Virus Corona yang menyerang saluran pernapasan dan memiliki kemampuan penularan yang sangat cepat. Penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona jenis baru ini menyebar sangat cepat hampir ke seluruh penjuru dunia sehingga disebut pandemi dan virus ini diberi nama COVID-19.
COVID-19
Saat ini, COVID-19 bukan lagi hal asing bagi penduduk dunia karena semua kalangan mengenalnya dan ikut berpartisipasi dalam usaha mengurangi penularan dan penyebaran penyakit ini. Berdasarkan penelitian para ilmuwan dan analisa berbagai pengambil kebijakan, COVID-19 mampu menyebar ke seluruh dunia sehingga menyebabkan Pandemi salah satunya karena tingginya mobilitas manusia.
Sumber: Kamadig Nusantara
Kasus pertama COVID-19 di Indonesia terjadi pada pekan pertama bulan Maret 2020 dan sejak saat itu pemerintah dan seluruh kalangan masyarakat ikut serta dan saling bahu membahu dalam usaha pencegahan penularan COVID-19 di Indonesia.
Ingat, COVID-19 memiliki angka morbiditas yang tinggi namun angka mortilitasnya relatif rendah
Morbiditas merupakan angka kesakitan sedangkan mortalitas adalah angka kemarian. Dari pernyataan diatas kita bisa memahami bahwa COVID-19 dapat dicegah dengan mengurangi angka morbiditasnya dan salah satu caranya adalah dengan mengurangi mobilitas manusia. Oleh karena itu pemerintah dan seluruh elemen masyarakat mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi bagian dalam pencegahan dan penangulangan COVID-19 yang saat ini sudah ditetapkan sebagai Bencana Nasional Non alam dengan cara mengurangi mobilitas, kampanye "Di Rumah Aja", dan menetapkan "Work From Home" bagi pegawai. 
Kamu termasuk yang mana?
Saya menjadi elemen masyarakat yang hanya bisa melaksanakan program mengurangi mobilitas karena bekerja dengan mahluk hidup yang tidak bisa saya ajak pulang untuk "Work From Home". Saya hanya melakukan mobilitas dari rumah ke kantor dan sebaliknya dan untuknya hanya berjarak tidak lebih 1 KM. Selain mengurangi mobilitas, hal-hal yang kami lakukan dalam mencegah COVID-19 adalah Physical Distancing dan melakukan desinfeksi di seluruh lingkungan kerja. Selain itu kami menerapkan biosecurity dan biosafety terutama lalu linta kendaraan keluar masuk lingkungan kantor.

Ini adalah Dokumentasi Kegiatan sebelum kasus COVID, saya hanya mencari kesempatan untuk upload foto ini
Lagi-lagi mahluk kecil tak kasat mata yang saat ini sedang meneror bumi tidak dapat dikendalikan hanya oleh satu orang presiden atau satu orang pimpinan gugus tugas ataupun satu kementerian saja. Pandemi ini bisa dihadapi dan diselesaikan jika kita kerjakan bersama-sama.
Masa Tersulit dalam menyelesaikan Pandemi adalah Tradisi Mudik
Jika kita melakukan polling, pasti hasilnya 50% pemudik sudah mempersiapkan itinerary untuk bertemu orang tua dan keluarga di kampung halaman. Jika dilakukan polling ulang, "Mampu kah kamu tetap mudik untuk bertemu orang tua dan keluarga ditengah pandemi COVID-19?" Saya yakin kita pasti jawab tidak. Karena kita akan membawa oleh-oleh spesial jika memaksakan untuk tetap pulang dan bertemu dengan keluarga. 

Sumber: Kamadig Nusantara
Saya Sehat Kok!
Yes, semua orang yang positif COVID-19 awalnya juga sehat. Di dunia kedokteran ada istilah yang disebut "Carier" yaitu orang yang telah terinfeksi mikroorganisme penyebab penyakit tapi karena daya tahan tubuhnya yang baik tidak menimbulkan gejala penyakit. Tapi yang namanya carier tetap mampu menularkan penyakit karena mikroorganisme tersebut tetap ada di dalam tubuhnya.
Yuk, bantu pemerintah dan bantu kita semua untuk mencegah dan memperlambat penularan COVID-19 di Indonesia. 
Jika kamu sudah mengurangi mobilitas, Di Rumah Aja, ataupun Work From Home. Saat ini sudah saatnya mulai minta izin pada orang tua dan keluarga tahun ini Tidak Mudik dulu untuk membantu pemerintah dan karena kamu sayang mereka semua.

Sumber: Kamadig Nusantara
Jika saya bukan presiden yang harus berpikir keras untuk membebaskan Indonesia dari COVID-19; dan juga bukan menteri kesehatan dan kepala BNPB yang harus tetap hilir mudik memikirkan strategi pencegahan; Saya juga tidak memiliki kemampuan medis untuk ikut berjuang di garda terdepan merawat dan mengobati para pasien; Saya hanyalah rakyat Indonesia biasa yang akan melaksanakan anjuran pemerintah untuk mengurangi mobilitas, untuk tidak mudik demi menjaga agar diri saya tetap sehat, saya juga mencegah untuk tidak menjadi carirer yang menularkan COVID-19 kepada lingkungan saya terutama pada orang tua dan keluarga di rumah.


Tahun ini, saya izin untuk Tidak Mudik dan Tidak Piknik demi Indonesia mampu mengendalikan dan mencegah COVID-19


You May Also Like

34 Comments

  1. mungkin karena gue anak rantau kali ya
    jadi udah terbiasa aja kalo enggak mudik
    wkwk

    beda kali ya dengan peraturan di Indonesia
    di tempat gue yang sekarang pun dibatasin banget untuk keluar rumah
    beberapa hari ada larangan untuk enggak boleh keluar rumah, dan beberapa hari ada yang diperbolehkan keluar rumah dengan banyak syarat tentunya. dan salah satu syaratnya, boleh keluar jam 10 pagi- 6 sore.

    mau ke rumah temen aja sekarng jadi segan banget uy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue sekalinya gak mudik sepanjang hari video call seharian cuma mau kepo orang2 di rumah ngapain...

      Selalu sehat oji

      Hapus
  2. aku sekeluarga dipastikan ga mudik tahun ini, padahal tahun kemarin juga ga mudik. Yah kita manfaatkan teknologi aja ya, pakai video call 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak... kalaun dulu mungkin gak mudik jadi sepi. sekarang dunia semakin dekat dan mempermudah segalanya

      Hapus
  3. Gara gara banyak yg mudik dari zona merah ke kampung tempat tinggal kami, sekarang jadi banyak ODP. Duh please deh jangan dulu mudik, kalian tidak saya dengan keluarga? Kita kan tidak tahu meski merasa sehat namun sang virus sudah berbenah dalam diri kita. Naudzubillahhimindzaliik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa kau juga kadang sedih kak. bahkan dari pemerintahan pun banyak yang memanfaatkan untuk mudik kemudian perintahnya adalah WFH karena kondisi. Padahalkan dia sdh bawa jalan2 si COVID sampe ke kampung halaman

      Hapus
  4. sayangnya tahun ini belum bisa mudik nih, demi kebaikan bersama hihhihi, semoga tahun depan bisa mudik hehehe

    BalasHapus
  5. Sedih sih ga bisa mudik ketemu sanak saudara di kampung, tapi demi mencegah penyebaran virus Corona memang lebih baik tidak mudik, semoga pandemi ini segera berakhir aminn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin...
      semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa beraktivitas seperti biasa

      Hapus
  6. semoga semakin banyak orang yang mau nurut dan peduli untuk mau diam di rumah aja dan tidak mudik. Supaya pandemi ini tidak semakin parah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Semoga pemerintah dan seluruh masyarakat bisa segera menyelesaikan pandemi ini

      Hapus
  7. Kak Pebyyyyy sehat selalu yaaaa! Kangen! Tadinya, aku sama Ilham ada rencana mudik tahun ini, ke rumah orangtua Ilham di Solo. Tapi berhubung virus ini semakin menjadi, akhirnya kami pun sepakat buat enggak mudik dulu sampai keadaan benar-benar membaik. Juga enggak seenaknya jalan keluar rumah buat piknik tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiwiwwiiiii aku juga kangen...
      udah lama ya kita gak ketemu, semoga pandemi segera berakhir dan bisa hangout bersama teman2 seperti biasa

      Hapus
  8. Kalimat terakhirnya bagus. Semoga bisa jadi pengingat juga buat yg lain.

    Jangan sampai ada yg mudik dulu demi keamanan dan kenyamanan. Karena percuma mudik gak sih kalau karantina 14 hari? Secara liburnya ga selama itu dan ga jd ketemu keluarga juga ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kalaupun mudik tetap harus stay at home...
      mending video call aja dengan keluarga di rumah ya kak?

      Hapus
  9. Akupun pernah merasakan nggak mudik selama lebaran. Dan fine fine aja karena masih tetap bisa jalan-jalan. Kalo tahun ini kayaknya di rumah aja. Mengingat pandeminya belum tau kapan berakhir huhu. Sehat selalu ya kak!

    BalasHapus
  10. Hai, Mbak Feby!
    Perkenalkan saya Qatrinnadya.

    Wah, tahun ini ingin banget mudik tapi kan kita lagi kena pandemi, ya...
    Makasih tips-nya agar tetap seru saat mudik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai kak katri...

      iya ni, aku juuga gak mudik dulu, apalagi sekarang cuti bersama udah dihapus, jadi makin ribet kalau mesti mudik di libur yang hanya weekend saja

      Hapus
  11. Tidak mudik dan tidak bepergian adalah cara terbaik kita untuk membantu saat ini ya kak, tidak apa2 :D sehat selalu jg ya kak :)

    BalasHapus
  12. Menahan rindu untuk tidak bertemu dengan keluarga dirumah untuk lebaran tahun ini.. semoga setelah ini pandemi segera berakhir dan bisa berkumpul dengan keluarga di kampung halaman ya ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak kalau pandemi berahir kita bisa mudik dan piknik lebih sering lagi

      Hapus
  13. Huhuhu, aku juga harus banyak puter otak buat aktivitas nih biar tetap seru. Dan juga harus belajar bikin kue hahaha.

    BalasHapus
  14. Saya juga beberapa kali tidak mudik. Pas anak masih baru lahir, jadi di rumah aja. Kedua nyobain liburan jug pernah pas lebaran. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, tidak mudik bukan berarti lebaran sendiri kan kak?

      Hapus
  15. Bijak sekali...
    Memang sebaiknya tahan diri dulu untuk tidak kemana-mana dan stayathome. Karena gak semua orang yang daya tahan tubuhnya kuat bisa bertahan bila terkena serang virus ini.

    Terima kasih, sudah diingatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga kak...
      Kalau aku kaddang2 harus gantian tidak mudik karena harus stand by di kantor

      Hapus
  16. Bener Feb, ndak usah mudik kan juga tetep seru kok, ada tayangan tivi menarik, bisa baca artikel bermanfaat kek tulisan-tulisan kita yak hehe..

    Btw, itu tahunnya kok 2019 ya? Bukannya tahun ini, Maret 2020 🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaakkkk... sepertinya aku masih belum bisa move on dari 2019 fen T.T

      Hapus
  17. Tahun ini tidak mudik, mudik virtual aja haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak.
      dan aku emang lagi pas jatahnya stand by :-D

      Hapus