Jurnal 91, Protect Paradise (Hindari Bencana dengan Melindunggi Hutan)

Hutan adalah paru-paru dunia penghasil oksigen dan pengatur siklus hidrologi yang juga menyimpan begitu banyak kehidupan dan kekayaan keaneka-ragaman hayati. Hutan juga merupakan rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual. Namun hutan terancam punah, dan itulah fakta yang harusnya menjadi perhatian semua orang.(Cara kreatif lindungi hutan-Greenpeace)
Saya dibesarkan di kawasan pegunungan yang dikelilinggi oleh salah satu Taman Nasional terbesar di Indonesia, Kerinci. Tentunya  yang akan diingat oleh banyak orang adalah puncak andalas yang merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci. Saat dulu masih kecil, ayah saya sering kali mengajak hieking di sekitar kawasan rumah yang termasuk dataran tinggi di Kerinci. Saya masih ingat kesegaran udara yang saya hirup belasan tahun yang lalu dan betapa sejuknya alam Kerinci bahkan ketika matahari sedang terik. Seiring berjalannya waktu bersamaan dengan tindakan perusakan dan pengalihan fungsi hutan memberi efek negatif pada kondisi cuaca di sekitar lokasi hutan. Ketika duduk di bangku SMP pernah terjadi banjir bandang dari sungai yang ada di desa kami, banjir yang terjadi saat tengah malam dan menelan korban jiwa. Alam terkadang memberi pelajaran berharga pada manusia dan mungkin banjir bandang tersebut merupakan hukuman karena kawasan hutan di sekitar desa telah di rusak oleh tangan-tangan manusia. Efek jangka panjang yang dirasakan adalah cuaca dan iklim, daerah pegunungan yang dulunya sejuk mulai terasa panas akibat berkurangnya kawasan rindang disertai polusi dari kendaraan bermotor. Dan, perjalanan singkat ini mengajarkan saya untuk lebih memperhatikan alam, bukan hanya untuk saya dan kita yang hidup pada era ini. Tujuan kita melindunggi hutan yang sesungguhnya adalah untuk melindunggi anak cucu kita yang akan mendiami alam ini puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun yang akan datang.

Saat ini saya sedang melanjutkan studi di bidang kedokteran hewan dan empat tahun belajar menjadikan saya seseorang yang menyukai bidang satwa liar dan ingin terlibat di bidang medis konservasi. Empat tahun bukanlah waktu yang cukup untuk belajar. Namun waktu yang singkat ini cukup untuk saya memahami bukan hanya bencana dan iklim yang akan berubah akibat kerusakah hutan yang terjadi. Karena kerusakah hutan memiliki pengaruh besar bagi kesehatan manusia.
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam mengenal hutan dan fungsinya. Setiap profesi memiliki pemahaman yang berbeda akan fungsi hutan dan tindakan untuk mempertahankan hutan tersebut. Namun, setiap orang, setiap profesi, dan seluruh bagian dari ekosistem ini memiliki ketergantungan yang sama terhadap fungsi hutan. So... Lindungi hutan dengan mengerahkan semua usaha dan ilmu yang kita miliki tanpa harus saling menyalahkan antar satu dengan yang lainnya.


Setiap profesi memiliki pemahaman yang berbeda tentang hutan dan tentunya memiliki ilmu yang berbeda untuk mengajak masyarakat untuk melindunggi hutan. Pemerintah dari negara-negara di dunia berusaha menyamakan presepsi tentang perlindungan hutan. Banyak perusahaan besar yang ikut bergabung untuk melindunggi hutan, salah satunya adalah L'Oreal salah satu perusahaan kosmetik dunia membuat janji penting untuk menghapuskan pengrusakan hutan dari produk-produk yang mereka jual (Sumber: Greenpeace).
Dalam bidang kedokteran hewan kami diajarkan tentang penyakit zoonosis dan berdasarkan penelitian diketahui bahwa lebih dari 70% penyakit manusia yang bersumber dari hewan berasal dari satwa liar. Jika kita lihat kilas balik “mengapa terjadi penyakit zoonosis dari satwa liar?”, kita akan lebih memahami betapa pentingnya mempertahankan hutan yang merupakan habitat satwa liar dan tidak melakukan perburuan serta perdagangan satwa liar. Sederhananya adalah terkait kuman-kuman yang ada di tangan kita. Sehari-hari kita tidak hidup di lingkungan yang steril, terdapat berbagai jenis bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya di sekitar kita. Lantas, apakah ini menyebabkan kita sakit? Tentu saja tidak, karena tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan terhadap mikroorganisme tersebut. Hal yang serupa terjadi di kehidupan satwa liar, ada banyak mikroorganisme di kawasan hutan yang tidak memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan mereka. Nah, kenyataan yang terjadi adalah mikroorganisme yang tidak memberi pengaruh terhadap satwa liar seringkali menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan-hewan domestik di sekitar kita. Beberapa contoh penyakit pada manusia yang bersumber dari satwa liar adalah Rabies, Tuberculosis, dan Pandemik Influenza seperti flu burung.

Protect Paradise, melindunggi hutan bukan hanya untuk menghindari bencana alam yang akan terjadi, tapi banyak bencana tak kasat mata seperti zoonosis yang mungkin terjadi pada manusia akibat kerusakan hutan.

Kampanye Protect Protect paradise oleh Greenpeace

You May Also Like

4 Comments

  1. lindungi hutan! eh kak, zoonosis apa? :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zoonosis itu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya...
      contohnya, flu burung, rabies gitu

      Hapus
  2. Ayo jaga hutan kita... Biarkan satwa liat hidup di alamnya...
    Nice artikel, Bi.. Smoga menang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. I losed :(
      ado kakak kelas yang menang marchandise

      Hapus