Jurnal 48, February

Seminggu pertama bulan ini hidup saya berjalan sangat indah, kado ulang tahun dari uni , pengumuman casting 2 Film dari 2 novel favorite saya dan memenangkan lomba blog #NobarIMB dari Trans TV. Tapi, siapa sangka hidup ini berubah semudah membalikkan telapak tangan. Tepat tanggal 8 February 2013 hari pertama untuk minggu ke-2 Februari tahun ini, hanya 13 hari sebelum ulang tahun saya, mama harus pergi meninggalkan kami semua. Bagi saya hidup tanpa mama tidak bisa digambarkan dalam kata-kata, hanya berusaha untuk kembali beradaptasi dan ikhlas.

Banyak hal yang membuat saya tidak rela mama pergi secepat ini, bahkan mama tidak ada pada hari ulang tahun saya yang ke-21. Tidak akan ada lagi mama dengan kedetailan dan berbagai ide kreatifnya di hari kelulusan saya nanti maupun ketika saat saya akan menikah. Saya tidak pernah memikirkan dua hal penting yang akan terjadi di kehidupan saya nanti karena tau mama pasti akan mempersiapkan semuanya dengan baik. Dan, mama bahkan sudah mempersiapkan setengah detail untuk acara kelulusan saya nanti. Saya merindukan telepon dari mama, suara omelan mama ketika saya masih diluar kost saat matahari sudah terbenam, atau mama yang membuat baterai ponsel saya habis ketika dalam perjalanan pulang. Ketika papa mengatakan 'mulai sekarang papa yang akan menjadi mama untuk kalian semua dan feby gak boleh nangis', saya tau bahwa saat ini saya tidak boleh egois. Selama 20 tahun kehidupan yang selalu diutamakan dan saya menyadari bahwa Allah ingin saya menjadi lebih dewasa, bisa merangkul dan membimbing kedua adik saya, dan memberi dukungan kepada papa.
Mungkin saya berpikir, sangat mudah bagi orang-orang mengucapkan kata ikhlas di saat itu, tapi ketika menghadiri pemakaman mama saya menyadari bahwa mama pergi dengan meninggalkan yang terbaik. Mama hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang terkadang ikut darma wanita di kantor papa, namun mama adalah orang yang super supel. Mungkin saya kurang mengenal ibu sendiri, saya tidak tau mama dikenal oleh sangat banyak orang dan sangat tidak menyangka pemakaman mama di hadiri oleh banyak orang yang mungkin sudah bisa disebut ribuan orang. Saya mungkin hanya kenal tidak lebih dari sepertiga orang yang hadir. Ya, mama memang super mom dan super woman bagi banyak orang.
 Ketika melihat acara wisuda dua hari yang lalu dan persiapan wisuda dua kaka kost, saya teringat pada mama. Tidak akan ada mama yang membantu memilihkan kebaya ataupun mengomeli saya apabila salah memilih dan memadukan warna ketika saya lulus nanti. Sebagai manusia kita memang harus menerima segala keputusan diatas, mungkin inilah kesempatan saya untuk meninggalkan segala hal yang berhubungan dengan kata childish dan berpikir lebih dewasa, dan pastinya tidak hanya berpikir untuk diri sendiri.



You May Also Like

0 Comments