Jurnal 43, #TweetSMA Kelas XE
Saya adalah manusia yang sehari-harinya sok sibuk dan ternyata minggu ini diberi liburan. Mengingat yang namanya liburan di akhir bulan itu membosankan karena gak bisa jalan-jalan dan akhirnya saya hanya bisa mengurung diri di kostan dengan kegiatan yang namanya Bobok pagi, bobok ciang, bobok core, dan nama yang lainnya. Akhirnya, pada suatu sore yang cerah saya menemukan kegiatan yang gak membosankan dan sangat menyenangkan yaitu berNOSTALGIA tentang masa-masa SMA dalam #TweetSMA.
Sebagai siswa baru di SMA Negeri 1 Sungai Penuh pastinya bakal jadi inceran keisengan kakak kelas. Alhamdulillahnya saya gak punya keunikan yang bikin niat iseng bermunculan di otak mereka walaupun punya abang sepupu yang terobsesi untuk balas dendam atas ke'rese'an saya selama di rumah. Sejak lulus SD dan masuk SMP saya selalu memimpikan ditempatkan di kelas "C", gak ada alasan khusus hanya terlalu menyukai huruf itu saja. Namun keberuntungan itu gak pernah datang karena selama 3 tahun SMP saya gak pernah kebagian kelas selain A dan hanya 1 bulan di kelas B. Impian untuk di kelas C tidak pernah tercapai di SMA Negeri 1 Sungai Penuh karena saya kebagian kelas X E. (Ngomong-ngomong tentang kelas C, alhamdulillahnya saat kuliah di IPB saya kebagian praktikum di kelas C).
Kelas XE berlokasi di belakang lab biologi, jika diibaratkan Indonesia maka kelas XE pasti lokasinya ada di Meraouke dan sekitarnya. Keuntungan lokasi kelas yang jauh dari peradaban ini adalah gak akan ketahuan kalau berisik di kelas dan jarang ada tugas atau guru pengganti ketika guru berhalangan hadir. Dan kerugiannya adalah anda akan sangat lelah ketika ada gerakan bersih-bersih sekolah di hari jumat atau di akhir semester karena luasan wilayah yang harus dibersihkan sangat besar.
Satu hal yang paling saya sukai dari kelas XE adalah kemampuan dalam bekerja sama, walaupun jika dilihat sekilas mereka sangat individualis. Hal ini terbukti dengan prestasi kami dengan memenangkan 2 diantara 4 kejuaraan yang paling ditunggu-tunggu. Kami memperoleh juara 1 petugas upacara bendera dan juara 3 di lomba Mading. Ketika mempersiapkan 2 hal tersebut, kami yang terdiri atas manusia berbagai jenis (yang terdiri atas orang pintar, sok pintar, berisik, banyak omong, suka ngobrol, TP2, hobbi cabut, dan lain-lain) bekerja sama dalam berlatih dan menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Ketika kami menjadi petugas upacara saya sangat yakin kami lah pemenangnya, karena manusia XE itu sangat kreatif dalam mengamati. Jadi kami selalu mengamati setiap kesalahan dan kekurangan petugas-petugas sebelumnya dan memperbaiki kesalahan tersebut. Adapun yang mengikuti cara kami dalam menjalankan tugas, hanya ada dua kelas yang beruntung karena kami bertugas pada urutan 3 terakhir (Yeah... ini lah pertama kalinya saya bersyukur ditempatkan di kelas E).
Dan di lomba mading adalah favorite saya. Cita-cita untuk menjadi bagian dalam redaksi sebuah majalah membuat saya benar-benar mengamati mading sekolah yang selalu berganti tiap minggunya. Dengan kerjasama teman-teman dari kelas XE kami mampu mengisi mading sekolah dengan kreasi yang berbeda dengan kelas lain. Sederhana sekali idenya, disaat semua orang berlomba-lomba menggunakan teknologi yang namanya komputer dan menghabiskan dana untuk print maka kami bergotong royong dalam menulis setiap artikel yang akan ditempelkan di mading. Yeah... walaupun gak juara 1, seenggaknya juara 3 masih tergolong juara dan belum memasuki kategoroi harapan juara.
Liga SMANSA, kompetensi paling ditunggu nomor 1 di sekolah. seru-seruan jadi suporter dan jalan-jalan sore bareng teman sekelas.. Tapi saya lupa dengan pertandingan kelas XE di liga ini.
Dekorasi kelas, mengingat ini adalah kejuaraan di awal tahun ajaran saya rasa wajar kalau kami belum menang. selain itu kami belum kreatif seperti anak kelas XII yang sangat berbakat dalam membuat wall decorating. yah.. gak terlalu jelek sih untuk bisa membuat kami nyaman di kelas selama 10 bulan. (saya sangat menyukai kebijakan sekolah dalam melaksanakan lomba ini, karena penghuni kelas lah yang tau seperti apa ruangan yang bisa membuat mereka nyaman.
Belajar di kelas....
Gak pake bohong, dalam penggolongan manusia saya adalah biang ribut di kelas. mengingat hobbi dalam mengobrol dan mengomentari orang lain maka teman sebangku saya harus memiliki hobbi yang sama. Belajar di kelas XE gak sejelek yang anda bayang kan, walaupun kami adalah kelas yang hampir ujung tapi prestasi dari siswa kelas ini gak kalah sama kelas lainnya #sombong. kalau dipikir-pikir lagi, kenangan yang paling banyak di masa SMA pasti kelas seni. Dengan tugas yang unik, mulai dari menggambar alat musik dari berbagai penjuru Indonesia, membuat resensi tarian daerah langsung dari ahlinya +cap kelurahan, menarikan tarian tersebut di depan kelas, dan menari secara berkelompok. Informan untuk resensi tarian saya gak jauh-jauh karena di rumah ada banyak insan seni dari Sungai Penuh (Kecuali saya pastinya) dan karena kantor kelurahan sudah tutup saya tidak mendapatkan cap. Untuk menghindari hukuman dari guru dengan ide yang sangat cerdas, saya ikut shalat shubuh berjamaan di mesjid dan memaksa nantan hakim sebagai petugas di mesjid untuk memberi cap mesjid di tugas saya. menari secara individu, pengamatan pribadi = saya menarikannya secara sempurna. Secara tarian yang saya pilih adalah Tari iyo-iyo dari sungai penuh yang gerakannya cuma merentangkan tangan secara vertikal, menurunkan tubuh beberapa senti dan menggerakkan tangan (*secara lentik) secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Gampang kan??? Ngeliatnya emang gampang tapi kalau menarikannya sendiri, saya pastikan pinggang anda pasti sakit setelahnya.
Menari secara kelompok, kelompok saya memilih tarian rangguk. gerakanya lebih gampang dari tari iyo-iyo. Tugas anda hanya memukulkan gendang kecil dan melampaikan gendang tersebut ke arah bawah. Sekali lagi saya tekankan bahwa teori lebih mudah dari prakteknya. Dan bisa dipastikan siapa yang menyebabkan kekacauan tarian di kelompok saya. Anak itu bernama Feby Yolanda. Pemenang tari dari kelas XE adalah Kelompok Desi atau Fuji (saya lupa) yang menarikan tarian Mahligai diatas kaca atau tari tombak (mohon diralat bagianak XE yang tau). Mungkin pelajaran seni cukup mewakili karena tidak ada hal yang terlalu spesial untuk pelajaran lain. Kecuali menyalin cerita yang panjangnya subhanallah di kelas Bahasa Indonesia.
Kebiasaan yang gak bisa dihilangkan dari kelas ini adalah memelihara rumput karena rumput-rumput ini membawa keberuntungan saat kepala sekolah melakukan sidak ke belakang. Kami akan dihukum mencabut rumput dan bebas dari 1 jam pelajaran dan akan mendapat bonus 1 jam pelajaran lagi dengan izin untuk mencuci tangan dan makan dulu di kantin sebelum kembali ke kelas. hal ini gak bisa berlanjut karena kami dipindahkan ke peradaban setelak siswa kelas XII selesai UAN dengan mewarisi kelas XII IS 2.
Hal yang paling saya ingat di kelas X adalah kehilangan 5 poin karena lupa menggunakan dasi dan sangat kebetulan sekali hal ini terjadi di hari selasa. Semua siswa SMA Negeri 1 Sungai Penuh pasti tau siapa yang piket di hari selasa dan akan datang ke kelas untuk mengumpulkan absen.
Mengingat banyak hal yang harus dilakukan di hari ini, maka tulisan ini ditutup dengan copy paste dari #TweetSMA yang ada di twitter
kelas X diakhiri dengan penyebaran siswa ke kelas IA2,3,4 dan IS 1,2,3 #TweetSMAwalaupun XE, kelasnya di belakang setidaknya semua orang tau E itu Excelent #TweetSMA
2 Comments
Saya anak smk, jadi gak bisa komentar soal masa sma. Sungai Penuh adalah tujuan merantau orang Sulit Air, hehe...
BalasHapusTulisannya kecil susah buat membaca.
Halooo....
Hapusteman SMP saya ada yang dari sulit air dan tinggal di sungai penuh...
Setiap sekolah pasti punya keunikan masing-masing, jadi banggalah menjadi anak SMK yang siap kerja setelah lulus :D
*Maaf postingan ini copy paste dari notes di facebook saya untuk memenuhi mantra 1 postingan/bulan (yang hampir idak terpenuhi di bulan desember)