What Ifs
"Pernahkan kau berpikir tentang jika?" (Unforgettable-Winna Efendi)
Setelah saya menamatkan membaca novel terbaru mbak Winna Efendi hal yang saya ingat selain sad ending,
ya pertanyaan diatas. Banyak hal tentang "jika" dan mungkin
"penyesalan" yang pernah melintasi benak ini dan terkadang mengakibatkan
galau kronis.
- Bagaimana jika saya tidak dilahirkan di dunia ini?
- Bagaimana jika saya tidak diberikan kehidupan samapai saat ini?
- Bagaimana jika saya punya saudara kembar?
- Bagaimana jika saya punya saudara laki-laki?
- bagaimana jika saya sebatang kara?
- Bagaimana jika saya tidak pergi ke pasar/sekolah/bermain/dll?
- Bagaimana jika saya terlambat bangun?
- Bagaimana jika saya makan A bukannya membeli makanan B?
- Bagaimana jika saya belajar dengan serius sebelum ujian?
- Bagaimana jika saya tidak lulus?
- Bagaimana jika saya tidak menjadi mahasiswa IPB, mahasiswa Kedokteran hewan?
- Bagaimana jika dulu saya memilih jurusan lain?
Dan dibuku yang sama, hanya ada satu jawaban untuk setiap pertanyaan itu, Takdir. semua yang terjadi, semua rasa sesal, semua rasa galau, dan apapun yang kita rasakan adalah sesuatu yang digariskan, sesuatu yang di takdirkan, sesuatu yang baik ataupun buruk adalah milik kita dan harus di syukuri.
0 Comments