Jakarta Night Journey, Wisata Menjelajah Waktu
Beberapa hari setelah perayaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ke-9 dibentuk panitia yang akan mempersiapkan sebuah monumen yang merupakan karya budaya setinggi-tingginya, menggambarkan kalbu dan keluhuran budaya Indonesia, menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia, serta menimbulkan semangat kepahlawanan. Pembangunan monas dikelola oleh Tim Yuri yang dipimpin langsung oleh presiden Soekarno. Awalnya, tim Yuri melakukan sayembara untuk design monas tapi tidak menemukan karya yang menggambarkan harapan pendirian monas. Presiden Soekarno lalu menunjuk Soedarsono dan Frederick Silaban untuk membuat design monumen yang sesuai harapan tim Yuri. Kemudian dipilih design dari Soedarsono yang mengandung makna Lingga dan Yoni yang menggambarkan kehidupan abadi, Lingga dan Yoni yang serupa dengan Alu dan Lumpang yang menggambarkan tradisi masyarakat Indonesia, dan sebuah monumen yang menjulang ke langit dengan lidah api yang menggambarkan semangat kebangsaan diatasnya.
Jika bisa memilih saya ingin diajak berwisata menjelajahi waktu tapi itu tidak mungkin. Mungkin ide gila menjelajahi waktu yang mendorong pembangunan banyak museum di berbagai penjuru dunia. Hari sabtu 22 Oktober 2016 lalu, saya diajak berwisata menjelajahi waktu bersama Indonesia Corners yang disponsori oleh Asus Indonesia. Kami mengunjungi Balai Kota dan Jakarta Smart City, Kawasan Kota Tua dengan Bus City Tour Jakarta, dan menikmati angin malam di puncak Monumen Nasional.
Balai Kota Jakarta merupakan bangunan tua tempat dimana keputusan tertinggi untuk provinsi DKI Jakarta dibuat. Didalam bangunan dengan gaya Tuscan ini terdapat ruang kerja Gubernur DKI Jakarta, ruangan pertemuan dengan tamu pemerintah provinsi DKI Jakarta, dan ruang galeri. Gedung ini awalnya digunakan sebagai rumah dinas bagi Burgemeester (Wali kota) hingga akhirnya gedung ini menjadi kantor pemerintahan setelah perluasan Batavia ke arah selatan. Hal paling menarik dari Balai Kota Jakarta adalah gedung ini terbuka untuk umum setiap hari sabtu dan minggu. Masyarakat DKI Jakarta dan wisatawan bisa berdiri langsung di depan ruang kerja orang nomor 1 di DKI Jakarta, duduk diantara lukisan para pemimpin ibu kota Republik Indonesia di ruang galeri foto, dan menyaksikan perkembangan pembangunan DKI Jakarta di aula Balai Kota.
![]() |
Teras Balai Kota DKI Jakarta (Foto: Bandung Diary) |
![]() |
Saya dan teman-teman Blogger sedang beristirahat di Ruang Galeri Foto (Foto: Bandung Diary) |
![]() |
Rekapitulasi Laporan Pengaduan Masyarakat |
![]() |
Indonesia corners di Kota Tua (Foto: ID Corners) |
Saat ini kota tua telah menjadi situs budaya warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Kota tua menjadi situs wisata favorit para penjelajah waktu yang ingin menelusuri sejarah perjuangan bangsa ini dan para pemilik mata di balik kamera yang ingin mengabdikan keindahan sejarah masa lalu yang masih berdiri kokoh di tanah NKRI atau orang-orang yang hanya sekedar ingin mengisi waktu dan beristirahat di sekotak kecil sisa kejayaan masa lalu yang diperebutkan oleh banyak kekuatan.
Saya bersama teman-teman blogger Indonesia Corners beranjak dari Balai Kota menuju Kota Tua dan diantarkan ke Monumen Nasional bersama Bus City Tour Jakarta yang merupakan transportasi gratis bagi para penikmat kota Jakarta. Bus ini merupakan bus 2 tingkat yang berkeliling Jakarta dan memberikan informasi terkait gedung-gedung bersejarah di DKI Jakarta yang dilewatinya. Sangat menyenangkan duduk di bangku paling depan bus ini ditengah kemacetan ibu kota dan melewati gedung-gedung yang menjadi saksi perjuangan para pendahulu kita.
![]() |
Ayo Ke Monumen Nasional (Foto: Salam) |
![]() |
Mesjid Istiqlal dan Katedral dari ketinggian 115 meter |
Nah.... Jakarta Night Tour merupakan perjalanan sepanjang hari menjelajahi waktu memgelilingi kota Jakarta. Kota Tua yang menunjukkan perjuangan pendahulu dalam melawan penjajah, Monumen Nasional yang menggambarkan keteguhan hati para pendiri bangsa Indonesia untuk menunjukkan jati diri bangsa, Balai Kota Jakarta sebuah bangunan yang menunjukkan kondisi pembangunan ibu kota dalam beberapa tahun terakhir, dan Jakarta Smart City yang secara terbuka menunjukkan kondisi masyarakat dan ibu kota saat ini dan detik ini. Perjalan panjang ini tidak akan menyenangkan jika dilalui sendiri tanpa mengabadikannya dalam gambar dan tulisan. Untuk alasan itu dibutuhkan sebuah teknologi kamera dengan fokus lebih cepat, gambar yang jernih, dan akurasi warna yang tinggi. Teknologi yang bisa digunakan adalah tri-tech auto focus yang mengombinasikan software ekslusif dengan tiga teknik fokus independen dalam sebuah ponsel pintar Asus ZenFone 3. Dengan kapasitas baterai 3000 mAh, ponsel ini sudah bisa menemani perjalanan satu hari dengan penggunaan kamera cukup sering untuk mengabadikan gambar serta penggunaan internet selama perjalanan. Dalam peribahasa disebutkan "Sedia payung sebelum hujan", dan dalam perjalanan pasti disebut "Sedia Powerbank sebelum kehabisan baterai handphone". Nah, ZenPower ultra merupakan payung yang paling cocok untuk menemani kamu dan ZenFone 3 dalam sebuah perjalanan, apalagi perjalanan menjelajahi waktu.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Jakarta Night Journey Blog Competition oleh Indonesia Corners yang disponsori oleh Asus Indonesia
Sumber:
- http://satupedang.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-pembangunan-monas-monumen.html#
- http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/63/Balai-Kota-Gedung
- http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150912110321-269-78233/sejarah-panjang-kompleks-balai-kota-jakarta/
- http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/4057/kota-tua
14 Comments
ini wajah jakarta yang ceria ya,feb. kapan-kapan saya mau ke kota tua lagi, sama planetarium! belum tuntas urusan di dua tempat itu hahaha
BalasHapusIya harus teh.... Di kota tua pecelnya enak :-)
HapusSejarah banget nih emang Feby, hehe.. yuk ah kapan2 kita jalan lagi menuntaskan rasa penasaran yang belum terpuaskan lebih jauh!
BalasHapusHahhaha... iya mbak, aku dulunya mau kuliah di jurusan sejarah tapi gak jadi T.T...
HapusBoleh... boleh.. masih banyak tempat di Jakarta yang belum dikunjungi
ntaplah!!! lagi2 yuk ke puncak monas! :D hehe
BalasHapusHayuuuu... tapi jangan weekend. Antriannya booo, gue gak sanggup
HapusGue masih bingungnya itu masjid dan gereja bisa berdampingan. Sebuah toleransi yang indah sekali. Sayangnya, Jakarta sedang mempermasalahkan seorang pemimpin. :')
BalasHapusAngin di puncaknya itu tapi bikin masuk angin euy~
Iya, sekarang masyarakatbkita udah jauh banget dari toleransi antar agama...
HapusAngin di puncak monas bikin gue pengen terbang, untung di pagerin kalo gak pasti udah jatoh
Sejarah tentang Kota Tua oke banget nih, gak pernah bosen nyambangin tempatnya..
BalasHapusIya mbak, kota tua emang keren banget. Apalagi tukang pecel di sekitar sana dan semua jajanan enak pkl kota tua
Hapustulisannya runut dan lengkap, thanks for sharing, dear!
BalasHapusMakasih mbak dona udah mampir disini 😁😁
HapusAkuh blom pernah naik monaas..
BalasHapusVery padet dan meaning banget tulisan Feby, jadi tahu sejarah dan fungsi masing2 bangunan di Jakarta ini
BalasHapus