Jurnal 106, Paddock Tanpa Kuda

Saya sangat menikmati masa-masa koas di daerah. Diluar lingkungan kampus, dengan tugas yang sama beratnya tapi terasa lebih bahagia. Bertemu orang-orang yang baru saya kenal dan mengenal saya. Belajar hal baru, berinteraksi langsung dengan hewan, dan khusus untuk bagian ini merasakan udara segar pegunungan disertai pemandangan indahnya pegunungan. Saya sedang di menjalani masa koas di Cisarua di kaki gunung tangkuban perahu. 
Saya masih belum tau bagaimana perjalanan koas  daerah 4 bulan berikutnya, tapi entah kenapa saya merasa bagian ini adalah yang terbaik. Selama lebih dari 6 tahun menempuh pendidikan di tanah sunda, berkelana belajar di beberapa tempat tentang sapi dan terutama satwa liar, tidak banyak orang yang akan mengingat nama saya apabila saya kembali lagi. Tapi tempat ini berbeda, saya yakin jika saya kembali 5 atau 6 tahun nanti mereka semua akan mengingat nama saya. Mungkin ini hanyalah hal sederhana, tapi dalam salah satu buku yang pernah saya baca bahwa namadan tanggal lahir adalah sesuatu yang harus kamu ingat tentang orang lain.
Biofarma memberi banyak cerita untuk saya dan teman-teman, tapi yang paling saya sesali adalah saya tidak pernah belajar berbahasa sunda :-(







You May Also Like

2 Comments

  1. Tumben sekali postingan pendek. Banget. Haha

    Payah, berbulan-bulan di tanah sunda gak belajar sedikit lum bahasanya. Payah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa....
      ini kesimpan di draft dari bulan agustus...
      masalahnya gue rada lupa dulu mau nulis apa..
      sekarang mau nulis lagi dan kalau ini gak diposting rasanya ada yang kurang..
      jadilah tulisan ngaco ini...


      Yaelah....
      bahkan lebih 6 tahun hidup di tanah sunda gue kagak bisa, apalagi cuma sebulan dua bulan di lokasi orang yang full ngomong bahasa sunda... kalau dari awal IPB org pada ngomong sunda mungkin gue bakalamn bisa...
      triknya sih, tinggal bilang "Apa kang?? saya gak bisa ngomong sunda"

      Hapus