Jurnal 73, Tips memilih hewan kurban

Tahun ini adalah kesempatan kesempatan ke-4 bagi saya dan teman-teman satu angkatan untuk bertugas dalam pemeriksaan hewan dan daging kurban.Banyak hal yang saya dan teman-teman pelajari selama bertugas yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Misalnya tempat pembuangan darah dan isi perut hewan kurban, berapa luas jangkauan penyakit yang tersebar apabila darah hewan kurban dibuang sembarangan misalnya pada aliran sungai. Selain itu, perlakuan terhadap hewan yang akan disembelih. Pada musim kurban seperti saat ini, sering kali kita melihat hewan kurban dijajakan di pinggir jalan atau hewan yang ditambatkan pada halaman mesjid tanpa perlindungan dari panas matahari dan hujan. Hal-hal sederhana seperti itu bisa berakibat pada pengurangan kualitas daging dan organ dari hewan tersebut. Hewan yang dijajakan di pinggir jalan akan bisa mengakibatkan paru-paru memiliki bercak hitam akibat terlalu banyak menghirup polusi udara. Dan yang sering terlupakan adalah masalah kesejahteraan hewan atau Animal Walfare, hewan yang akan disembelih sering kali memberontak akibat kesalahan handling atau hewan yang belum disembelih menyaksikan hewan lain yang sedang disembelih atau dikuliti. Nah, pada kondisi ini coba tempatkan kita pada posisi hewan kurban, tentunya kita akan panik dan bisa mengalami stress. Hewan yang disembelih dalam kondisi stress biasanya memiliki kualitas daging yang lebih rendah.

Apabila teman-teman mau berkurban, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Sebenarnya semua orang juga tau persyaratan hewan kurban karena materi ini diajarkan pada pendidikan agama islam hampir di semua tingkat pendidikan. Nah, pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman tentang pemilihan hewan kurban yang baik dan sehat.
  1. Sehat, hewan yang sehat biasanya lincah , nafsu makan baik, bola mata jernih, dan jika dilihat memiliki bulu yang bersih dan tidak kusam, serta bersih pada setiap lubang kumlah (mulut, hidung, telinga, dan anus). Saat melihat hidung hewan pastikan hidung lembab dan sedikit basah karena apabila cuping hidung kering itu menandakan hewan dalam kondisi sakit
  2. Tidak cacat. perhatikan posisi berdiri dan cara berjalan hewan, pastikan hewan tidak mengalami kepincangan. Lalu pastikan hewan tidak buta dengan mencoba refleks mata hewan dan beri sinaran cahaya senter untuk memastikan hewan memiliki refleks pada mata dan tidak buta.
  3. Cukup Umur. Pemeriksaan umur hewan sangat mudah, namun mungkin sulit bagi orang yang tidak terbiasa menghandle hewan kurban. Untuk memastikan umur hewan mungkin kita bisa meminta bantuan petugas untuk membuka mulut hewan. Kambing/Domba harus berumur minimal satu tahun, nah pada umur 1 tahun kambing/domba telah ada pergantian 1 gigi susu menjadi gigi permanen. Hal yang sama berlaku pada sapi, namun usia minimal sapi untuk dikurbankan adalah 2 tahun. (Untuk pengetahuan tambahan, jangan pernah mencari gigi seri atas pada sapi, karena mereka tidak memilikinya)
  4. Tidak kurus. Hewan yang kurus biasanya memiliki penonjolan pada tulang pinggul dan tulang rusuk. Karena hewan- hewan yang akan dikurbankan biasanya memiliki rambut yang tebal, cukup dengan menyentuh daerah rusuk hewan untuk memastikan hewan tersebut kurus atau tidak.
  5. Jantan, jangan sampai anda mengkurbankan hewan betina. Hewan jantan memiliki 2 testis di daerah abdominalis. Jumlah ini harus lengkap dan hewan yang dikastrasi atau monorchid (hanya memiliki satu testis) tidak boleh di kurbankan. 
Selain hewan kurban, petugas penyembelih harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam penyembelihan yang halal dan benar. Di segi peralatan, harus memiliki pisau yang tajam terutama ketika menyembelih karena saat proses penyembelihan 3 saluran (Nafas, makan, dan darah) harus terpotong dalam satu sayatan agar tidak menyakiti hewan tersebut. Ketika menjadi panitia kurban, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
  1.  Perlakuan terhadap hewan sebelum disembelih, pastikan hewan yang akan disembelih mendapat pakan dan minum yang cukup, serta terlindungi dari panas dan hujan. Selain itu jangan sampai hewan berada di tempat yang terlalu padat.
  2. Cara menjatuhkan hewan harus hati-hati, dihindari dari perlakuan yang kasar atau cara paksa yang mengakibatkan rasa takut dan sakit yang berlebihan pada hewan serta resiko kecelakaan pada petugas (jangan lupa looo.. ukuran tubuh mereka lebih besar, terutama sapi-sapi import).
  3. Pastikan hewan telah mati sempurna sebelum dikuliti. Caranya gampang, tidak ada pernapasan dan refleks mata telah hilang. Walaupun masih ada detak jantung jika kedua refleks tidak ada hewan telah mati sempurna.
  4. Penanganan hewan yang akan disembelih sebaiknya digantung pada kaki belakang agar darah dikeluarkan secara sempurna. Sebaiknya saluran makan pada kerongkongan dan anus diikat agar isi lambung tidak mencemari daging.
  5. Keluarkan isi rongga dada dan rongga perut, kemudian pisahkan jeroang merah (hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal) dengan jeroan hijau (oesophagus, lambung, dan usus). kemudian pisahkan daging dan jeroan.
  6. Organ tubuh hewan terutama jeroan merah harus diperiksa terlebih dahulu. Sederhananya perhatikan krepitasi paru-paru abaila paru-paru keras dan memiliki bungkul-bungkul di dalamnya konfirmasi pada petugas yang berwenang, hati (terutama sapi) rawan cacing hati jadi sayat lah hati terutama pada saluran empedu apabila hati bengkak dan setiap sayatan terdapat cacing sebaiknya hati tidak dikonsumsi, dan apabila limpa membengkan dan memiliki sisi yang tidak licin dan teratur segera laporkan ke petugas.
PS: Hati yang mengandung cacing bukannya tidak boleh di konsumsi, tapi sangat minim pada nilai estetika. Kurban adalah ibadah dan sebaik-baiknya ibadah adalah memberikan yang terbaik.
Dan, inilah bagian yang sering terlupakan "Pengemasan Daging". Jeroan dan daging sebaiknya dipisahkan dan dikemas pada plastik pembungkus makanan dan bening.

Sedikit berbagi pengalaman dalam pemeriksaan hewan dan daging kurban, dan beberapa tips diatas berasal dari Pedoman Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Higienis dari Panitia Pemeriksa Hewan Kurban 1431 H FKH IPB.

Semoga bermanfaat, mungkin ada kekurangan dan kesalahan pada penulisan saya bisa di interupsi dan kita diskusikan bersama.

You May Also Like

0 Comments