Jurnal 26, The Story



"It's time to disappear." ujarnya pelan "I will rearrange from beginning the pieces and I won't allow anyone to touch it anymore, I don't know when I'll be back"
Kalimat itu bukanlah sebuah jawaban, aku lelah dan ini adalah saatnya aku meminta jawaban "Apakah aku masih harus menunggumu?" Dan dia masih tetap tenang tanpa ada sedikitpun emosi yang terpancar dari mata itu
"Kamu tak pernah meminta jawaban apapun." jawabnya singkat "Dan kalaupun diminta, aku tak harus menjawab pertanyaan itu." raut wajahnya masih datar tanpa emosi, tapi pergerakan otot-otot lehernya menunjukkan dia menahan emosi dan berusaha menghindariku.
"Baiklah, aku akan tetap menunggu." jawabku pelan dan tetap mempertahankan kontak mata kami.
"Permisi." dan dia pergi, meninggalkan aku tanpa bekal apapun. Bekal untuk melupakannya ataupun bekal untuk tetap bertahan dan menunggunya. 
Aku harus menunggu. Menunggu dia kembali untukku setelah berhasil menata puzzle yang telah hancur itu. Ketika dia katakan tak tahu kapan akan kembali, aku ingin memeluknya dan katakan "You're back"

You May Also Like

2 Comments

  1. aku suka banget sama blognya..
    isi blog dan postinganya bagus, menarik dan bermanfaat sakali..:)
    jangan lupa untuk terus menulis menulis yaa..^_^

    oia salam kenal
    kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
    folloback juga ya buat nambah temen sesama blogger IPB,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^

    BalasHapus