Jurnal 39, Diantara Dua Ekspedisi

Saya terlalu disibukkan oleh LPJ dan berbagai pemikiran tentang Ekspedisi I SATLI dan jadi lupa pada Ekspedisi lain yang hampir saya ikuti. Diantara banyak hal buruk yang terjadi, hal yang paling saya syukuri adalah Himpro Satwaliar memiliki 3 pembimbing yang luar biasa dan bisa memahami situasi. 

Jujur saja, saya sempat lupa pernah ditawarkan untuk ikut Ekspedisi Pulau Tinjil, sudah mengantonggi izin orang tua, dan dikirim biaya pendaftarannya.Hal yang paling jujur diantara semuanya adalah "Saya menyesal lebih memilih Ekspedisi I SATLI dibanding Ekspedisi Pulau Tinjil yang standarnya Internasional." Tapi mungkin jika hal yang terjadi sebaliknya, Saya ikut Ekspedisi Pulau Tinjil dan meninggalkan Ekspedisi I SATLI yang boleh dikatakan kacau --> Saya mungkin akan merasa bersalah seumur hidup karena telah meninggalkan sahabat-sahabat saya menghadapi persoalan itu sendiri.

Saya masih ingat ketika itu Pak Ale bilang "Semua yang sudah kamu lakukan sampai hari ini sudah cukup untuk membawa teman-teman kamu hingga ke Karimunjawa, jadi gak ada salahnya kamu ikut Ekspedisi yang lebih baik dan dijadikan contoh untuk Ekspedisi Satli selanjutnya." Awalnya sempat terpengaruh pada pernyataan itu ditambah dengan papa yang akan memilih Ekspedisi pulau Tinjil jika ada di posisi saya dan papa tidak keberatan untuk membayar uang pendaftaran yang cukup mahal. Tapi, entah setan apa yang mempengaruhi saya hingga lebih memilih Ekspedisi I Satli walaupun pak ale sudah mengatakan bahwa ekspedisi pulau tinjil memiliki pengaruh besar untuk penelitian saya dan tentunya record untuk hidup saya di masa depan.

Kesimpulannya adalah banyak bagian dalam diri saya menyesal atas pilihan ini. Sebagai manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan waktu, saya hanya bisa menjadikan ini sebuah catatan sejarah yang bisa di baca ulang dan dijadikan sebagai pedoman untuk tidak mengulanggi kesalahan yang sama.

You May Also Like

0 Comments